Depok Channel 98 News – Kebijakan yang diambil kepala sekolah SMAN 4 Kota Depok yang mana dua siswa reguler yang gagal naik ke kelas XII dipindahkan langsung ke SMAN 4 Terbuka, kebijakan itu diambil agar kedua anak tidak kehilangan hak belajar dan tambahkan beliau, memindahkan dua siswa yang tidak naik kelas ke SMAN 4 Terbuka tersebut, tidak ada larangan dari KCD II maupun Disdik Jabar.
Dan beliau mengingatkan “Ini bukan mutasi. Kepala sekolahnya tetap saya, baik reguler maupun terbuka. Tidak ada larangan dari KCD II maupun Disdik Jabar,” kata Mamad tegas nya. ( Sumber Hitvberita.com Jumat, 5 September 2025 )
Namun, klaim Mamad tersebut segera dibantah oleh, Sekretaris MKKS Kota Depok, Dadi, S.Pd, bahkan menegaskan kebijakan itu jelas masuk kategori mutasi. Ia merujuk Permendikdasmen Nomor 3 Tahun 2025.
“Reguler dan terbuka berbeda. Reguler belajar penuh lima hari, sementara terbuka hanya sekitar 30 persen di sekolah induk. Tidak bisa dianggap sama, walaupun terbuka berinduk pada sekolah negeri,” tegas Dadi. ( Sumber Hitvberita.com Jumat, 5 September 2025 )
Terkait kebijakan Mamad tersebut, orang tua siswa pun ikut bersuara. Seorang wali murid yang enggan disebutkan namanya mengaku resah dengan kebijakan itu.
“Kami khawatir anak-anak hanya jadi korban eksperimen aturan. Kalau memang tidak boleh, kenapa dipaksakan? Jangan sampai masa depan anak dipertaruhkan,” katanya.
Menurut Ketua LSM GPKN MOCH SOLEH saat ditemui Media Channel 98 News.com. , kouta SMAN 4 tahun Ajaran 2024 – 2025 total Kouta 324 yang artinya ada 9 Rombel
dikunci jumlah siswa di Dapodiknya, Masuk kelas X jumlahnya 324 nanti keluar di kelas XII juga tetap 324 tidak boleh tetap 324 tidak boleh nambah,dan menilai kasus ini kata Soleh ada endikasi dugaan kepentingan pribadi dalam penambahan siswa kelas karna siswa kelas XI sampai kelas XII itu perombel 36 untuk Dapodiknya.
“Ini jelas mutasi terselubung.” dan harus tindak lanjuti ke yang berwenang.ujarnya.
(*Redaksi * DBS )
